Hosting Indonesia

TERPOPULER

Kubiga. Diberdayakan oleh Blogger.
SITUS JUAL BELI DAN INFO PELUANG USAHA

Membiasakan Diri Untuk Menulis


MENULIS itu ekspresi jiwa, ungkapan perasaan dan pikiran yang tertuang ke dalam bentuk tulisan. Jika benar-benar ditekuni akan menyenangkan dan dapat menghasilkan uang. Hingga saat ini, ada banyak nama-nama penulis dengan berbagai kisah suksesnya. Karya-karya mereka dibaca banyak orang, abadi serta dikenang sepanjang masa.
Dengan menulis, berarti Anda sudah melakukan yang terbaik, bernilai dan berguna bagi Anda sendiri maupun orang lain. Untuk mencapai level penulis kreatif diperlukan kesabaran, ritme waktu, dan yang terpenting harus yakin pasti bisa. Anda musti berusaha melakukannya. Usaha nyata menentukan keberhasilan. Komitmen pada diri sendiri, hal utama dalam menghasilkan karya tulis yang bermutu.
Banyak penulis yang mencapai puncak kesuksesannya dengan usaha. Bahkan, tak jarang usahanya dilakukan dengan beberapa kali perbaikan dan penyempurnaan. Tanpa itu tidak mungkin ada tulisan sempurna yang dihasilkan. Mereka berusaha untuk tetap bisa berkarya, meski kenyataannya waktu yang tersita dan dikorbankan. Itu semua demi hasil yang hendak diraih. Mereka melewati semuanya dengan sabar, tekun serta sukses sebagai seorang penulis.
Sebagai pemula atau memang pernah mencoba menulis namun belum pernah dipublikasikan, baik dimuat di media massa maupun diterbitkan penerbit, dengan menulis Anda jangan pikirkan uang dan popularitas dulu. Meskipun tidak dapat dipungkiri walau sebenarnya materi tujuan klimaks-nya. Akan tetapi uang bisa dicari. Jadikan menulis sebagai pemuas bathin. Yakinlah kalau uang, polularitas dan kepuasan bathin akan diperoleh secara bersamaan apabila Anda betul-betul menjiwai menulis. Apa yang diharapkan akan mengalir seiring kepuasan bathin Anda.
Di lingkungan Anda, ada bermacam-macam jenis buku yang ditulis dan diterbitkan oleh penerbit. Judul dan jenisnya hingga bentuk dan ukurannya juga beraneka ragam. Selain menulis buku, orang menulis untuk media massa, baik elektronik maupun cetak serta berbagai keperluan, seperti membuat makalah, laporan, naskah pidato dan lain sebagainya. Itu artinya, kemampuan menulis memberi manfaat.     
 Jika menulis bermanfaat bagi Anda dan dapat menghasilkan uang, untuk apa menunda-nunda lagi. Jangan tunda peluang yang ada. Itu kesempatan. Kadang kesempatan tak datang berulang-ulang. Buka pikiran Anda lebar-lebar dengan harapan yang besar. Dari sekarang, Anda mesti berbuat dan membuktikannya kalau melalui menulis, Anda juga bisa mendulang uang. Dengan bernilai jual, Anda akan meraih penghasilan dari karya tulis tersebut.
Walaupun sebenarnya menulis bagian dari kehidupan Anda, ternyata masih banyak orang menganggap menulis itu sulit. Tidak gampang melakukannya. Bahkan, ada yang beranggapan untuk menjadi seorang penulis itu harus pintar, berwawasan luas serta masih banyak lagi alasannya. Hal ini antara lain dikarenakan kurangnya penguasaan bahasa, dan yang paling krusial karena tidak terlatih.   
Saat Anda mengatakan tidak bisa menulis dan hanya diam saja tanpa berbuat sesuatu, selamanya Anda tidak akan pernah mampu melakukannya. Sebetulnya itu kendala. Tapi bukan berarti penghambat. Anda jangan terlena dengan keadaan. Keadaan tak akan dapat berubah kalau bukan Anda sendiri yang merubahnya. Berubah untuk kebaikan itu sangat didambakan bagi semua orang.
Rileks, pikirkanlah dengan mendalam, temukan jawaban di titik paling mendasar didalam benak dan pikiran mengapa Anda belum mampu menulis. Atau, dapat menulis tetapi merasa masih kurang sempurna. Ada beberapa kemungkinan yang jawabannya Anda sendiri tahu. Jangan hanya direnungkan. Coba benar-benar temukan jawaban.
Jika Anda belum terbiasa menulis ataupun kurang mampu merangkai kata-kata menjadi kalimat dan paragraf, dari sekarang biasakan membuat tulisan. Perbanyak untuk mempelajari, memahami, membaca, melihat, mendengar dan menulis. Bila Anda merasa tidak banyak waktu untuk menulis, coba cari waktu yang tepat. Kalau Anda merasa tidak konsentrasi, luangkan kesempatan fokus menulis.
Dengan mencari kelemahan didalam diri sendiri, berarti Anda telah membuka pemikiran sampai sejauh mana kemampuan itu. Sebenarnya, disitu sisi lemahnya dan hal tersebut perlu menjadi perhatian. Tapi walaupun demikian Anda tak perlu berputus asa. Kuncinya, Anda hanya lebih perbanyak latihan menulis. Iya, harus banyak berlatih. Dengan ketekunan, melatih diri, Anda akan mampu menulis. Kalau Anda menyadarinya dan berusaha untuk berhasil, jalan terbuka bagi niat Anda untuk berkarya.
Langkah pertama agar Anda dapat menulis, mulai dengan membuat sebuah ‘produk’ tulisan. Melalui menulis ciptakan kreativitas dan produktivitas. Berkaryalah menurut kemampuan dan gaya penulisan Anda. Barang yang mustahil bila seseorang dikatakan penulis tapi tanpa karya tulisnya. Itu sebuah realita. Kenyataan yang semua orang juga tahu. Tak mungkin seseorang disebut sebagai penulis jika tidak  ada tulisannya.
Bagi yang belum biasa menulis pasti merasa kebingungan.  Pastinya ada yang mengganjal dibenak. Apa yang hendak ditulis atau dari mana harus mengawalinya. Memulai menulis seperti sesuatu yang berat. Inspirasi beku bahkan sulit digerakkan. Sebab dari awal sudah merasa ragu dan bingung. Akan tetapi ini harus dilakukan jika ingin bisa menulis.
Tak perlu ragu-ragu dan bingung-bingung untuk segera memulai. Sekarang ini bukan waktunya mempertimbangkan hal yang jelas-jelas positif. Sekali ingin melakukan tak perlu surut melangkah. Anda harus mulai membuat tulisan. Tulis apa saja sesuai dengan selera, pandangan maupun menurut Anda mampu melakukannya.
Anda merasa bisa menulis puisi, tulis puisi. Dapat menulis artikel, tulis artikel. Mau menulis cerita pendek (Cerpen), tulis karangannya. Atau, ingin menulis buku, tulis dulu naskah bukunya. Anda menyukai buku novel percintaan, coba tulis novel percintaan. Anda menyukai cerita silat, coba menulis cerita silat. Anda menyukai buku riwayat hidup, coba tulis riwayat hidup. Berikan ruang imajinasi Anda untuk berkarya. Sebuah karya itu berharga nilainya.
Untuk latihan, Anda tidak perlu menulis sesuatu yang baru, masih asing maupun melepaskan begitu saja gagasan-gagasan. Terlalu dini untuk mengawali kemampuan yang mungkin belum Anda lalui detailnya. Sementara keterampilan menulis masih terbatas. Akan berat bagi Anda bila mengawali menulis dengan suatu tulisan yang sebelumnya belum dijalani. Jika belum menguasai, tanpa bermaksud melanggar hak cipta, saran yang jitu untuk mengembangkan tulis dengan cara mencontek tulisan orang lain dulu.
Coba Anda cari tulisan orang lain sesuai dengan keinginan. Ada banyak bahan tulisan yang dapat Anda contek. Bahan-bahan tersebut bisa Anda dapatkan dari buku, koran, majalah dan lain-lain. Perhatikan dan pelajari tulisan tersebut mulai dari judul hingga isinya. Lihat kata demi kata, kalimat-kalimat, paragraf sampai gaya bahasanya. Pahami maksud dan tujuan tulisan itu. Anda melihat dan membaca setiap detail tulisan itu langsung dipahami. Jangan hanya membaca, tetapi pelajari dan pahami. Itu sangat perlu. Dari sana, Anda pasti akan menemukan isi, alur dari tulisan dan sebagainya.
Setelah Anda sudah mempelajari serta memahaminya, tulis ulang tulisan tersebut dengan sedikit merubah kata-kata dan kalimatnya. Buat tulisan menurut apa yang ada dan berdasarkan imajinasi Anda. Padukan keduanya. Selintas, memang cara ini terlihat sederhana. Tapi Anda jangan salah. Kegiatan ini di samping pengenalan sebuah tulisan kepada Anda, juga salah satu trik ampuh memulai menulis.
Sebagai tahap awal, Anda dapat mencobanya dengan tulis ulang yang ringan-ringan dulu, misalnya dengan merubah padanan atau persamaan kata dari “bisa” diganti jadi “dapat”,“mampu”, kata “akan” menjadi “bakal” atau “hendak”, kata “kalau” jadi “jika” atau “bila”, kata“dan” menjadi “serta”, kata “karena” jadi “sebab”, kata “mungkin” diganti “barangkali”, kata “kini”menjadi “dewasa ini”, “saat ini” maupun “sekarang” dan sebaliknya serta banyak lagi lainnya. Kalau sudah tahu persamaan kata-katanya, berarti telah memberikan alur tersendiri terhadap tulisan yang Anda buat.
Sesuaikan kata-kata yang telah Anda rubah dengan rangkaian kata lain, termasuk antara kalimat satu dengan kalimat berikutnya hingga setiap paragrafnya. Ada banyak persamaan kata maupun kosakata yang bisa dijadikan tulisan. Barangkali juga Anda dapat lebih mengembangkan tulisan itu dengan gaya bahasa Anda. Hal itu lebih bagus. Karena akan menghidupkan tulisan yang Anda buat.
Untuk kalimat, Anda bisa merubah, misalnya “Saya akan pergi” jadi “Saya hendak berangkat”, kalimat “Jam berapa kamu akan berangkat?” menjadi “Pukul berapa kamu akan pergi?”, kalimat“Dia sedang memandang pulau-pulau” jadi “Dia tengah melihat kepulauan” dan lain sebagainya. Perubahan seperti ini disesuaikan dengan tulisan yang Anda ikuti. Sembari sedikit berfikir merubah kalimat, sesuaikan kalimat-kalimat yang ada dengan paragrafnya sehingga berbentuk utuh layaknya sebuah tulisan.
Setelah mencoba menulis ulang dengan sedikit perubahan, maka dengan sendirinya otak dan bagian tubuh Anda sudah mulai terbiasa menulis. Cara seperti ini dilakukan berulang-ulang. Hindari pemahaman yang dangkal. Karena meski berada dalam posisi layaknya merilis dengan merubah bagian-bagian menurut gaya penulisan, pada saatnya Anda akan mentok. Bisa jadi, tulisan yang Anda buat akan kehabisan kata-kata sehingga pemaparannya kurang.
Sambil menulis, usahakan kembangkan wawasan dan pengetahuan. Jangan terpaku dengan tulisan orang lain yang sudah ada. Itu artinya sama saja Anda menulis ulang tanpa merubah sedikitpun tulisannya. Anda harus belajar kreatif. Apa dibenak Anda tuangkan ke dalam tulisan. Tulis kata-kata hingga kalimat yang menurut Anda perlu serta berhubungan dengan tulisan yang dikerjakan. Dengan cara tersebut, Anda tidak akan kehabisan gagasan.
Ide tulisan tidak hanya datang sebelum maupun akan merencanakan menulis, tetapi gagasan itu terkadang muncul secara spontan manakala sedang menulis. Tak jarang seorang penulis mampu menuangkan ide-idenya ketika dihadapkan pada sebuah tulisan yang tengah dikerjakannya. Dengan mengurai kata dan kalimat maupun paragraf, kadang kala ide tersebut timbul mengikuti alur tulisan.
Setelah menulis ulang, pada tahap berikutnya untuk lebih mengembangkan penulisan, Anda koreksi kembali tulisan yang sudah dibuat. Baca dan pahami kata per kata, tanda baca, kalimat demi kalimat hingga setiap paragrafnya. Memahami tulisan tersebut penting dilakukan. Bisa jadi, ada kalimat-kalimat lain yang justru lebih mendalam dari tulisan yang diikuti. Padukan tulisan yang telah ada dengan gagasan-gagasan lebih lanjut dari Anda.    
Dengan membiasakan menulis, secara sadar berarti Anda sudah menuju ke dunia penulisan, meski baru mencoba untuk berkarya. Ini awal yang akan dapat membuat Anda menjadi penulis. Sebuah langkah sederhana dan bisa dilakukan oleh siapapun. Tak ada alasan tidak bisa melakukan hal tersebut. Langkah itu mudah dan membawa manfaat.
Selanjutnya, guna pengembangan penulisan, Anda dapat mencobanya dengan mencari bahan-bahan yang relevan dari berbagai sumber, seperti buku, koran harian, majalah, tabloid dan sebagainya. Pilih tulisan yang menarik dan tulis ulang. Gunanya membiasakan diri buat beberapa tulisan. Luangkan waktu menulis apa saja yang bisa ditulis. Untuk sementara, tulisan-tulisan itu bukan dipublikasikan, cuma sekedar dokumen pribadi dulu. Paling tidak, Anda bisa membedakan tulisan aslinya dengan karya sendiri. Dengan begitu, Anda dapat menjadikannya sebagai bahan perbandingan.
Menulis ulang, bukan hanya agar pandai dalam menulis, tetapi manfaat lainnya Anda akan menyerap ilmu dari bacaan yang dibaca dan ditulis. Ini juga bekal supaya jadi penulis. Dari sana pula sebenarnya salah satu sumber kemampuan. Dengan mengulang serta mengembangkan tulisan berarti Anda telah belajar seraya melakukan praktek.  
Dari bermacam bahan penulisan tersebut, Anda jangan terjebak dengan berbagai penggunaan bahasa ilmiah, istilah-istilah atau dipusingkan dengan teori-teori yang mungkin Anda sendiri belum tentu memahaminya. Tetap fokus dulu pada apa adanya harapan, keinginan dan alam pikiran Anda sendiri. Bila perlu, kalau ada pemakaian bahasa ilmiah dan teori ganti istilah-istilah itu dengan kata-kata maupun kalimat lebih pasaran yang Anda ketahui.
Selama dalam proses penulisan, biarkan ingatan Anda mengalir jauh sembari menseimbangkan gaya tulisan yang dibuat. Soal teori bisa dipelajari sambil jalan. Saat menulis, pikiran Anda jangan dilamurkan oleh hal-hal yang tidak atau belum di mengerti. Anda menulis langsung praktek, bukan berteori sambil berpraktek. Ikuti saja panduan yang telah dipelajari dan tulis menurut jalan pikiran Anda.
Latihan ini dimaksudkan sebagai suatu pembiasaan agar membentuk pola kebiasaan baru bagi otak dan tubuh Anda. Kebiasaan yang dilakukan akan memberikan kekuatan luar biasa untuk kemampuan Anda. Tak salah jika ada pepatah mengatakan, ala bisa karena biasa. Kalau sudah seringkali dan berulang-ulang banyak hal yang diserap. Dari sana, Anda akan menemukan sesuatu yang lain dan pastinya bermanfaat.
Coba pikirkan, Anda begitu pandai mengendarai mobil atau motor. Padahal sebelumnya belum bisa sama sekali. Saat mulai belajar hal ini mungkin masih sulit. Anda harus perlu memahami terlebih dahulu cara-cara mengendarainya. Kemudian dengan berusaha untuk bisa, Anda akhirnya mampu mengendarai kendaraan tersebut.
Hal lain, misalnya Anda pernah makan masakan yang sangat disukai. Karena masakan itu sesuai dengan selera, tiba-tiba timbul keinginan Anda untuk belajar cara memasaknya. Berarti sebelum memasak, Anda mesti tahu dulu bahan-bahan dasar yang ada didalam masakan tersebut. Setelah tahu, Anda menyiapkan berbagai keperluan yang dibutuhkan. Saking seringnya sembari terus belajar, lama kelamaan Anda mampu masak makanan kesukaan ini sesuai dengan cita rasanya. Bahkan boleh jadi, Anda mampu mengembangkan masakan itu dengan cita rasa yang lain bahkan lebih lezat.
Begitu pula halnya jika memulai menulis. Anda harus memahami dulu kiat-kiat menulis. Ada banyak cara yang dapat dijadikan pedoman didalam proses penulisan. Itu yang musti Anda pahami. Selebihnya tergantung gagasan Anda. Karena membiasakan diri dan akhirnya sudah terbiasa, maka semuanya jadi lebih mudah. Jadi dalam hal ini, sebetulnya Anda hanya membutuhkan kebiasaan menulis. Iya, Anda cuma perlu untuk membiasakannya.
Hal utama yang harus dihilangkan dan dibuang jauh-jauh dari pikiran Anda dalam menulis, yakni perkataan tidak bisa, tidak punya waktu, bagaimana mengawalinya, apa yang harus  ditulis, apa yang akan didapat dari menulis, Anda bukan siapa-siapa, usia masih muda hingga terlalu dini, atau umur sudah tua jadi buat apa lagi melakukannya. Hal-hal semacam itu sebenarnya pemikiran yang mengaburkan.
Usia bukan halangan bagi Anda dalam berkarya. Anda musti peka. Dewasa ini, ada banyak penulis-penulis muda berbakat atau yang telah berumur tapi masih tetap menulis. Tulisan-tulisan mereka diterima pembacanya. Itu berarti, dalam berkarya tidak ada batasan umur. Bahkan, ada penulis sebelum tutup usia masih sempat menulis. Hatinya masih tergerak untuk menghasilkan sebuah karya tulis.  
Jika bercermin ke orang lain yang lebih dulu sebagai penulis dengan segudang karya tulisan dan kesuksesannya, entah kapan keinginan tersebut akan tercapai. Anda tak perlu minder. Justru dengan begitu Anda termotivasi untuk menjadi seperti mereka, penulis yang sukses dengan karya-karyanya.
Kalau ada yang bilang keberhasilan itu berawal dari mimpi, mungkin bisa jadi. Akan tetapi jangan hanya terus bermimpi menjadi penulis. Wujudkan mimpi tersebut dengan kenyataan. Raih keinginan Anda dengan keyakinan dan belajar. Orang-orang yang pandai kebanyakan berawal dari belajar. Tidak ada yang langsung pintar. Teguhkan tekad kalau Anda juga mampu menulis.
Idealnya, setiap orang punya potensi diri. Masing-masing memiliki kemampuan yang kadang tidak dimiliki oleh orang lain. Itu fakta yang sudah menjadi takdir. Orang ditakdirkan dengan berbagai persamaan dan perbedaan. Hanya saja, mampukah seseorang itu menjalani, memanfaatkan dan mengembangkannya. Dengan kemampuannya, seseorang dapat bertahan hidup, mencari jati diri, berguna bagi orang lain serta banyak lagi lainnya.
Menulis, salah satu kemampuan dari kesekian banyak kemampuan yang dimiliki seseorang. Mereka, para penulis yang telah berkarya, berarti sudah ditakdirkan menjadi penulis. Ada banyak penulis, tetapi tidak semua orang berprofesi sebagai penulis maupun pandai menulis. Setiap individu telah digariskan memiliki bakat dan takdir sendiri-sendiri. Tapi bukan berarti Anda tak mampu melakukannya. Apalagi menulis itu didasari dari niat dan penjiwaan.
Dengan berusaha belajar dan memahami kemampuan sendiri, Anda dapat menemukan jawabannya. Barang kali, kemampuan menulis ada di diri Anda, walau sebelumnya belum sepenuhnya menyadari, atau belum dapat menuangkan kreativitas tulisan karena masih ragu untuk memulai. Kini saatnya Anda mulai berkarya. Temukan jati diri Anda melalui menulis.  (*)

Read More »
02.56 | 0 komentar

Jangan Takut Memulai Menulis


JANGAN pernah alergi untuk menulis. Itu yang pertama kali harus ditanamkan didalam diri Anda. Karena menulis bukan sesuatu yang harus dihindari. Bukan pula kegiatan yang justru amat membosankan maupun momok yang menakutkan. Menulis bukan aktivitas yang sulit dan tidak bisa Anda kerjakan. Menulis itu nyata. Sesuatu yang riil. Tinggal tergantung bagaimana Anda mau mengerjakan serta menjalaninya dengan sungguh-sungguh, atau cuma sekedar coba-coba tapi tidak ditekuni.    
Karenanya, kegiatan menulis jangan Anda jalani setengah-setengah. Apapun kegiatan kalau hanya dikerjakan tidak dengan sungguh-sungguh akan terkendala dan kenyataannya lebih banyak tidak berhasilnya. Bahkan hanya membuang-buang waktu saja. Tak ada manfaatnya sama sekali. Sebab itu, menulis harus dilakukan sepenuh hati. Kesungguhan jadi modal Anda dalam berkarya. Selebihnya tinggal pendalaman.
Tidak bisa dipungkiri jika sudah menjiwai, menulis akan mengasyikkan. Apalagi, berkarya itu memiliki nilai estetika dan menginginkan pengakuan dari orang lain. Jika sudah diakui berarti Anda telah berbuat. Hidup akan lebih bermakna. Pikirkan ke depan. Pada saatnya nanti, Anda tidak hanya mendapat kepuasan bathin, tetapi juga di tangan Anda akan lahir karya tulis yang dibaca orang.   
Sekarang, siapapun dan apapun pekerjaannya dapat saja menjadi seorang penulis. Artinya, untuk jadi penulis tidak harus berlatar belakang paling tidak wartawan, akademisi, praktisi maupun mereka yang aktivitasnya lebih banyak berkutat di penulisan. Seorang pedagang pun, kalau memang ia menekuni bidang ini bisa saja menjadi penulis. Penulis itu profesi. Berarti Anda juga harus profesional. 
Saat ini, ada banyak kalangan seperti artis hingga pejabat yang juga berprofesi sebagai penulis. Ada artis – penulis, model – penulis, guru – penulis, pegawai swasta – penulis, bupati – penulis  dan sebagainya. Bahkan, mereka yang masih berstatus mahasiswa dan pelajar pun sudah ada yang mampu menulis buku. Karena, penulis bukan suatu profesi yang mengikat dan kesempatan untuk berprofesi di dunia tulis menulis terbuka lebar bagi siapa saja dan apapun latar belakangnya, termasuk juga Anda.
Menulis wujud kemampuan, kepekaan serta kreativitas seseorang berkarya dalam bentuk tulisan. Terdapat banyak tekhnik yang dapat dilakukan dalam menulis. Anda tinggal melakukannya seperti apa. Namun dari kesekian banyak versi tekhnik menulis, secara global tekhnik-tekhnik itu bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu menulis karangan berupa cerita atau esai serta menulis untuk keperluan sehari-hari.
Menulis karangan, kemampuan Anda dalam menyusun kalimat dengan melakukan beberapa hal, seperti menjawab berbagai pertanyaan, substitusi, transformasi, melengkapi, memperbaiki, memperluas dan membuat kalimat serta memperkenalkan karangan; yang didalamnya terdapat baca dan tulis, simak dan tulis. Kalimat-kalimat yang tersusun, terurai menjadi bentuk tulisan.
Menulis juga kemampuan Anda dalam meniru model tulisan, menyusun paragraf, menceritakan kembali dan membuat karangan/mengarang. Sedangkan menulis untuk keperluan sehari-hari, antara lain menulis surat, mengisi formulir, menulis surat undangan, menyusun daftar riwayat hidup, pengumuman, membuat iklan dan lain-lain.
Dengan demikian, berarti menulis itu kemampuan dari seseorang dalam membuat tulisan. Kemampuannya tersebut kenyataannya memerlukan tahapan-tahapan menurut jalan pikirannya, membandingkan dengan tulisan orang lain dan berkarya untuk dirinya pribadi serta orang-orang maupun pihak-pihak yang berkaitan dengan hasil tulisannya. (*)

Read More »
02.49 | 0 komentar

Bentuk Tulisan Dengan Gaya Sendiri


DALAM membuat tulisan, terlebih dulu Anda melewati atau melalui proses, seperti penentuan tema tulisan, langkah-langkah yang harus dilakukan, maupun bentuk tulisan yang harus dibuat. Bentuk tulisan tersebut dapat berbentuk prosa, puisi atau tulisan berdasarkan kebutuhan sehari-hari.
Hakikatnya, menulis juga merupakan bagian atau aplikasi dari ketrampilan berbahasa lainnya. Hanya saja tulisannya berbeda. Meski penyampaiannya berlainan, tetapi bentuknya sama saja. Pembedanya yang paling menonjol, antara lain cuma terletak dari judul, isi serta gaya penulisan.
Sebelum menulis, Anda musti menguasai tiga hal penting; menyimak, membaca dan berbicara. Untuk keperluan tersebut, Anda perlu dan musti memiliki kemampuan menemukan gagasan, mengungkapkan gagasan-gagasan, menguasai kaidah-kaidah kebahasaan, menggunakan gaya yang tepat serta menguasai peraturan ejaan dan tanda baca.
Saat akan menulis, terlebih dulu Anda harus dapat menentukan topik, menjabarkannya ke dalam kata-kata yang tersusun menjadi kalimat dan paragraf, serta menggunakan kaidah tata bahasa yang benar. Gaya bahasa tulisan yang Anda gunakan dalam kalimat-kalimat yang ditulis sesuai dan menggunakan ketepatan pungtuasi serta ejaannya.
Cara membangun kesinambungan ide dalam tulisan, adalah menciptakan kalimat yang efektif dan mengembangkan paragraf yang dinamis. Paragraf dalam sebuah tulisan, kumpulan dari dua atau beberapa kalimat yang saling berhubungan dalam satu kesatuan bahasan. Kalimat-kalimat dalam paragraf tidak berdiri sendiri, tetapi saling menjelaskan. Sehingga berapapun jumlah kalimat dalam paragraf, harus saling mendukung, mengarahkan pada suatu bahasan tertentu yang mencerminkan ide pokok penulisan.
Setelah kalimat-kalimat efektif itu berhasil Anda tulis, tugas berikutnya menyusun dalam paragraf, yaitu menyusun paragraf secara dinamis, menghantarkan pembaca dari suatu kalimat ke kalimat berikutnya secara runtut, teratur dan tercipta kepaduan makna yang memperkuat ide pokok.
Seringkali kita terjebak pada bagian-bagian uraian detil yang melebar, sehingga kita kehilangan fokus. Jika sudah demikian, bukan tidak mungkin pembaca, atau bahkan Anda sendiri penulisnya, merasa kebingungan apa sebenarnya fokus bahasan paragraf ini. Untuk mengatasinya, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk membangun paragraf yang dinamis, diantaranya dengan pembahasan ide pokok, urutan logis, kronologi kejadian dan perbandingan.
Mengembangkan paragraf melalui pembahasan ide pokok, dapat dilakukan melalui pola urutan; Ide-Deskripsi-Analogi-Kesimpulan. Pada awal paragraf, dimulai dengan menuliskan ide pokok atau duduk perkaranya dalam sebuah kalimat lengkap yang efektif. Kemudian diikuti deskripsi atau penjelasan dari ide. Deskripsi ide dapat dilakukan dengan menjawab atas pertanyaan "Apa", "Kapan", "Dimana", "Bagaimana" dan "Mengapa" atas ide pokok tersebut.
Selain cara itu, untuk mendeskripsikan ide pokok dapat dilakukan pendekatan urutan waktu, urutan logis, atau dengan cara membandingkannya. Kalimat-kalimat yang menguraikan atas ide pokok hendaknya diikuti analog, berupa penggambaran situasi, ilustrasi atau data pendukung. Sebagai akhir paragraf, Anda dapat menyampaikan kalimat yang berisi penegasan kembali berupa kesimpulan atau solusi.
Sekedar menguji kemampuan Anda dalam keterampilan menulis, terdapat pembuatan test objektif, yang bertujuan untuk menguji kemampuan menulis dan unsur-unsurnya. Dimaksud dengan unsurnya, yaitu tata bahasa, gaya bahasa, menyusun isi karangan, ejaan serta tanda-tanda baca. Kadang kala, seorang penulis saat awal menulis masih belum memenuhi diantara unsur tersebut.
Test ini dapat Anda lakukan sendiri maupun bantuan orang lain dengan melihat dan mengoreksi sampai sejauh mana hasil tulisan yang dihasilkan. Dari sini, Anda dapat mengetahui bagian-bagian yang lemah serta bagian mana yang memerlukan perbaikan. Pengetahuan, wawasan serta ketelitian saat menulis sangat menentukan hasilnya. 
Khusus tata bahasa tulis, ditujukan pada penggunaan pola-pola tata bahasa yang tepat dalam bahasa tulis resmi, maka yang perlu Anda pahami dalam keterampilan menulis, antara lain kesesuaian antara subjek kalimat dengan bentuk predikatnya, kesejajaran bentuk kata kerja dalam kalimat yang panjang serta penggunaan kata sifat, kata kerja, kata ganti, kata keterangan dan sebagainya yang berkaitan dengan tulisan.
Untuk menguji kemampuan Anda didalam menyusun tulisan/karangan secara objektif yang perlu dipakai, antara lain penyusunan kalimat dari belum teratur menjadi teratur, sehingga jadi satu paragraf yang baik, selaras dan utuh. Pengujian dari suatu tulisan yang telah dibuat bisa dilakukan Anda sendiri sebagai penulisnya maupun meminta bantuan dari seseorang yang  mampu dibidangnya.
Test objektif kemampuan bisa berupa pemisahan kata, penggunaan tanda-tanda baca yang tepat, huruf besar dalam teks serta hal-hal lainnya. Memang, terkadang kepandaian seorang menulis tetap membutuhkan orang lain untuk mengoreksi tulisannya. Namun, alangkah lebihnya baik jika Anda menguasai tekhnik-tekhnik penulisan serta penerapannya secara langsung, seperti penggunaan bahasa hingga ejaan dan tanda bacanya.
Untuk itu, hal yang sangat penting dalam menulis adalah editing. Tak jauh berbeda dengan menulis, meng-edit juga membutuhkan proses.  Agar tulisan Anda tidak salah-salah, rapi dan enak dibaca, editing dalam sebuah tulisan sangat diperlukan. Mulai dari menambah atau mengurangi kata-kata, merubah kata maupun kalimat, pemenggalan paragraf dan lain sebagainya.
Penulis yang baik harus menyunting tulisannya serta memperhatikan alur dan ritme tulisan. Mereka juga mesti mengetahui makna dari tiap kata yang dipakai. Anda menyunting tulisan tidak lain dengan tujuan menyingkat, mempertajam, menyederhanakan, menjelaskan, meningkatkan urutan dan logika pikiran, serta menguji semuanya dari sudut pandang pembaca.
Saat mengedit, Anda musti memakai kata kerja dalam kalimat aktif, menempatkan subyek didekat kata kerja, memilih kata-kata yang benar-benar menerjemahkan maksud tulisan dengan tepat, menghindari kalimat yang terlalu panjang dan sulit dipahami, menghapus kata-kata yang tak perlu, terutama kalimat bercabang, berulang-ulang serta menghindari perpindahan nada kalimat yang menyentak; dari gaya percakapan ke khotbah, dari santai ke formal.
Dalam proses penyuntingan tetap perhatikan peringatan seperti "kalimat pasif" atau "kalimat panjang". Pastikan tak ada yang terlewat. Periksa keakuratan dan coba untuk mempersingkat, mempertajam, mengembangkan dan menyederhanakan tulisan tersebut. Selama penyuntingan juga pastikan tulisan Anda susunannya sudah teratur, pembaca dapat mengetahui mana awal, pertengahan dan akhir tulisan, memberikan pembaca sebuah alur yang jelas dan mudah dimengerti, semua sudah logis, jelas serta tidak lagi terlalu abstrak.
Pada dasarnya kegiatan editing memerlukan waktu. Namun dibandingkan dengan proses menulis itu sendiri waktunya lebih singkat. Meski demikian editing memerlukan ketelitian, kecermatan dan terpenting bagaimana cara Anda menjadikan tulisan itu ‘sempurna’. Sempurna disini bukan hanya menurut Anda sendiri tetapi juga oleh orang lain.
Pastikan semua transisi berjalan mulus, penggunaan kata kerja tepat dan kalimat-kalimat lengkap. Tulis kembali tulisan Anda, masukkan isi yang baru dan perubahan–perubahan saat penyuntingan. Kemudian, evaluasi atau periksa kembali guna memastikan Anda telah menyelesaikan yang direncanakan dan ingin disampaikan.
Pada posisi ini, Anda tidak hanya bertindak sebagai penulis tetapi juga sekaligus editing dari tulisan sendiri. Suatu kegiatan ganda yang harus mampu dilaksanakan. Sebab, untuk menyempurnakan tulisan proses meng-edit mau tak mau harus dilakukan jika Anda menginginkan tulisan tersebut hasilnya menjadi lebih baik.
Untuk mencapai tingkat penulis sekaligus editor, memang memerlukan proses. Tak jarang, seorang penulis mencapai tingkat kematangannya memerlukan pengalaman serta waktu yang cukup lama hingga bertahun-tahun. Tapi tidak perlu takut memulai. Dengan niat, ketekunan dan penjiwaan, Anda bisa mengerjakan tulisan, bahkan menjadi penulis sesungguhnya dalam waktu yang tidak terlalu lama.  (*) 

Read More »
02.48 | 0 komentar

Luangkan Waktu Untuk Menulis


KESIBUKAN dalam beraktivitas terkadang menyita waktu. Pekerjaan dan keterbatasan peluang untuk menulis, sejemput waktu pun terasa sangat berharga. Rasanya sayang sekali kalau terbuang percuma. Saking berharganya, kesempatan untuk mengerjakan yang lain diluar dari aktivitas hampir-hampir tidak dapat dilakukan. Seseorang seolah dikejar waktu. Kadang, ketika ada kesempatan untuk menulis pun, tiba-tiba pikiran berbalik dan tidak bisa berpikir jernih. Ujung-ujungnya, timbul rasa malas menulis.
Seorang pegawai di instansi pemerintah maupun swasta tersita waktunya dengan pekerjaan dikantornya ataupun ditempat dia bekerja, mahasiswa disibukkan dengan kegiatan dikampusnya, wiraswastawan dan orang yang berbisnis sibuk dengan bisnisnya serta lain sebagainya. Belum lagi ditambah kegiatan diluar dari jam kerja dan aktivitas, sehingga kesempatan meluangkan waktu untuk menulis boleh dibilang sedikit sekali.
Bagi yang waktunya lebih banyak tersita oleh rutinitas pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari, namun keinginan menulis itu timbul begitu kuat ada sedikit trik buat Anda. Dikatakan sebagai trik, karena memang lebih merupakan langkah-langkah praktis saja, tetapi tetap menjadi tuntunan bagi Anda dalam menulis.
Setiap penulis tentu punya cara tersendiri untuk menulis dan itu tidak bisa menjadi patokan dan dipaksakan. Sebab, sebuah karya tulis tidak terlepas dari imajinasi maupun pengetahuan masing-masing. Lain orang terkadang lain pula kemampuannya. Kalaupun terdapat adanya persamaan, ada sisi-sisi dari mereka yang membedakan. Sebagai solusi, teknik penulisan ini tetap tanpa harus mengubah gaya serta karakter Anda menulis.
Pertama-tama, seperti layaknya didalam proses penulisan, tentukan dulu tema tulisan yang hendak ditulis. Ini langkah penting. Sebab, jika sejak awal Anda tidak bisa menentukan tema yang akan ditulis, maka sangat sulit untuk memulai. Cara mengatasi sebenarnya banyak. Salah satunya, beberapa penulis seringkali menggunakan Bank Tema atau biasa juga disebut tempat menyimpan tema penulisan.
Bank Tema, semacam rangkuman atau kumpulan tema-tema yang tercatat dan tersimpan. Entah itu ditulis di sebuah buku catatan, laptop/notebook/komputer maupun hanya berupa selembar kertas kecil. Fungsinya untuk menyimpan berbagai ide tema tulisan.
Lebih praktisnya lagi, sarana untuk mencatat tema-tema tersebut dapat Anda bawa ke mana-mana, seperti buku saku, catatan khusus yang disimpan didalam tas dan lain-lain. Sehingga saat diperlukan langsung dikeluarkan. Cara ini sering digunakan untuk mengumpulkan ide-ide yang muncul tiba-tiba maupun ketika melihat sesuatu yang menarik untuk diangkat sebagai tema tulisan.
Disamping itu, alat komunikasi seperti halnya hand phone (HP) dapat pula dijadikan tempat menyimpan tema-tema tulisan. Dengan menyimpan catatan di HP, saat diperlukan bisa dicari di folder-folder yang mampu menyimpan data, seperti di folder konsep maupun arsip pesan, daftar kerja, kalender dan sebagainya. Cara ini sebetulnya lebih praktis. Karena hadphone bagi penggunanya biasa dibawa ke manapun.
Agar tema yang tersimpan di HP tidak hilang, upayakan penyimpanannya di folder pesan yang isinya jarang kita buang, seperti halnya arsip konsep dan arsip. Jangan simpan tema yang dibuat dengan menggunakan kotak masuk, kotak keluar dan pesan terkirim di folder pesan. Lebih permanen lagi bila Anda simpan tema tersebut di folder daftar kerja maupun kelender. Sebab folder-folder ini jarang memiliki tampilan banyak seperti halnya konsep pesan kalau tidak Anda sendiri yang membuat atau mengetiknya di folder itu. 
Menulis tema-tema ini dapat dilakukan di lapangan maupun didalam ruangan, tergantung dimana Anda berada. Sedang diluar, dirumah, di tempat kerja maupun dimana saja, catatan tersebut jangan sering dilupakan. Karena manfaatnya besar. Gunanya, mengangkat tema ketika timbul gagasan yang Anda anggap layak sebagai bahan. 
Saat melintas di suatu tempat, misalnya Anda melihat sebuah museum. Dengan melihatnya, Anda bisa membayangkan latar belakang berdirinya museum tersebut. Dari hal itu Anda bisa membuat tema tulisan dan mengembangkannya. Pastinya, didalam museum tersebut ada benda-benda bersejarah. Dari situ, Anda telah menemukan ide untuk dapat menulis sejarah.
Hal lainnya, di suatu kesempatan Anda berada di sebuah daerah. Disana ada hal menarik perhatian Anda. Di tempat tersebut Anda melihat keunikan dari budaya masyarakatnya, mulai dari adat istiadat, keagamaan, mata pencarian dan lain sebagainya. Dari yang dilihat, Anda dapat membuat tema penulisan tentang cultur setempat. Boleh jadi, Anda mendengar cerita rakyat di sana yang menarik untuk ditulis. Dari satu tema, bisa Anda kembangkan sebagai bahan tulisan.     
Di sekitar Anda ada banyak tema yang dapat diangkat. Ide-ide atau hal-hal menarik itu selekasnya Anda catat. Ini langkah praktis. Jangan biarkan ide tersebut muncul seketika lalu hilang kembali. Sementara, saat diperlukan Anda lupa mengingatnya kembali. Agar tidak akan kehabisan tema, cukup dengan melihat catatan Bank Tema. Kemudian tentukan mana yang menjadi tema lebih menarik dalam tulisan.
Disamping buku-buku, surat kabar, majalah dan lainnya, perangkat teknologi, seperti halnya melalui internet dapat dimanfaatkan sebagai bahan data tulisan. Di internet, Anda akan menemukan berbagai sumber yang bisa dijadikan bahan tulisan. Banyak sekali data-data, mulai dari yang sangat penting hingga kurang penting ditemukan melalui internet. Bentuk dan jenis-jenisnya juga bermacam-macam. (*) 

Read More »
02.46 | 0 komentar

Internet Sumber Tulisan


DISAMPING buku-buku, surat kabar, majalah dan lainnya, perangkat teknologi, seperti halnya melalui internet dapat dimanfaatkan sebagai bahan data tulisan. Di internet, Anda akan menemukan berbagai sumber yang bisa dijadikan bahan tulisan. Banyak sekali data-data, mulai dari yang sangat penting hingga kurang penting ditemukan melalui internet. Bentuk dan jenis-jenisnya juga bermacam-macam.
Bagi kebanyakan orang, media internet diumpamakan sebagai samudera informasi yang sangat luas dengan ilmu pengetahuan yang beragam jenisnya. Informasi dari yang terkecil hingga besar dapat ditemukan disini. Dari internet, data jenis apapun bisa didapatkan asalkan tahu caranya. Memanfaatkan search engine atau dipencarian google sangat membantu pencarian data atau informasi yang Anda butuhkan dan hasilnya cepat diperoleh.
Walaupun demikian, usaha seperti ini dari beberapa sisi diakui sebagian orang memang masih memiliki kelemahan. Karena, seringkali temuan data-datanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Bahkan, muatannya terlalu lebar dan umum. Terkadang, ada data-data penting yang dirusak oleh oknum netter yang tidak bertanggung jawab dan mementingkan pribadinya.
Disamping itu, meski pencarian telah didapat namun yang diperoleh terkadang belum mewakili kebutuhan. Kadang-kadang pembahasannya hanya selintas, tidak akurat dan kebanyakan berdasarkan kepentingan sendiri-sendiri dari si pembuat data tersebut. Kondisi ini tentu membutuhkan waktu. Padahal, Anda tidak mempunyai banyak kesempatan untuk duduk berlama-lama membuang waktu mencari bahan-bahan tulisan didepan layar komputer/laptop/notebook. (*) 

Read More »
02.44 | 0 komentar

Cara Gampang Menulis Cepat


CARA yang lebih gampang dan praktis lainnya dalam menulis dengan menyalin sebuah atau lebih tulisan orang lain. Inilah sebenarnya salah satu kunci menulis cepat. Cepat, bukan berarti langsung jadi, tetapi memerlukan proses yang sebetulnya tidak terlalu menyulitkan. Karena tulisan Anda sudah didukung berbagai sumber penulisan. Anda hanya tinggal mengembangkannya.
Mungkin, sebagian dari kita berpendapat kalau teknik ini mengandung unsur plagiat dan merusak seni karya tulis. Sebab, dari beberapa sisi teknik tersebut memang cenderung mendorong orang untuk melakukan plagiat tulisan. Untuk bahan kepustakaan, mengutip tulisan pihak lain bukan suatu kejahatan. Asal tahu mekanismenya. Didalam tulisan maupun jurnal ilmiah, teknik mengutip memang dianjurkan dan penulis harus jujur mencantumkan sumber yang dikutip. Dengan begitu, tulisan Anda tidak akan dicap menjiplak.
Kutipan merupakan gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut dengan mengutip. Gagasan dimaksud bisa dikutip dari banyak bahan kutipan, seperti buku-buku umum, kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, majalah, internet dan lain sebagainya. 
Penulisan sumber kutipan ada yang menggunakan pola Harvard dan ada pula menggunakan pola Konvensional atau catatan kaki (footnote). Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit dan halaman buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka.
Ada dua cara Anda dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung, mengutip sesuai dengan sumber aslinya. Artinya, kalimat-kalimat yang ada tidak diubah sama sekali. Sedangkan disebut kutipan tidak langsung, mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber yang dikutip.
Namun demikian, dalam suatu tulisan jangan sering-sering melakukan teknik tersebut. Tulisan yang Anda buat cenderung tidak original. Bukan berasal dari imajinasi Anda seutuhnya. Biasakan menulis mandiri tanpa ketergantungan pada tulisan orang lain. Sebagai referensi, sebaiknya copy paste seperlunya. Selanjutnya, kembangkan gaya penulisan sendiri.
Dilihat dari sudut pandang penulisan, menulis dengan cepat memang acapkali memiliki tingkat kesalahan yang tinggi ketimbang dengan menulis normal. Kejadian yang sering dialami saat menulis cepat, antara lain kesalahan ketikan, kata dan kalimat yang kurang normal hingga kurangnya bahan-bahan tulisan.
Sebab itu, bila tulisan Anda sudah selesai, cek kembali yang telah ditulis. Lihat dibagian mana yang salah atau belum memenuhi unsur penulisan. Minimal dua kali pengoreksian atau lebih justru akan makin baik. Bahkan, agar tulisan itu lebih sempurna, tak jarang para penulis masih harus membaca dan mengoreksinya sampai berulang-ulang, membenahi kesalahan dan menambahkan berbagai kekurangan, hingga dirasa tak lagi ditemukan kesalahan ketikan maupun bagian-bagian yang dianggap masih kurang pas.  
Teknisnya, untuk pemeriksaan cek hasil tulisan Anda, apakah ada yang salah ketik atau penulisan kata asing yang tidak sesuai. Saat bersamaan juga cek tanda baca yang kurang, salah maupun lebih, bahkan beberapa kata yang hilang tiba-tiba karena saking cepatnya fikiran Anda memproduksi tulisan maupun lupa saat penulisan. Kadang-kadang, di tulisan itu ada huruf atau angka yang tidak maupun belum sempurna.
Pemeriksaan itu juga dilakukan dengan mengecek tulisan Anda mulai dari judul hingga isinya, dari atas hingga ke bawah, apakah sudah sesuai dengan tema yang dibuat. Periksa kembali setiap detail kata-kata dan kalimat, antar kalimat dan alinea serta tanda-tanda bacanya satu persatu. Jangan sampai ada yang terlewati. Teliti dengan cermat sebelum Anda menyatakan tulisan itu telah selesai dikerjakan.
Satu lagi, selain kesalahan ketikan, meski Anda telah mengoreksi tulisan tersebut terkadang setelah dicek kembali masih ada kesalahan diketikan yang sudah diperbaiki. Hal ini biasanya terjadi pada saat Anda menyimpan (save) tulisan di komputer/laptop/notebook. Hal ini terjadi bisa jadi karena alat kerja tersebut mengalami margin error atau memang Anda lupa untuk menyimpan tulisannya. Oleh sebab itu, sebelum meninggalkan tulisan sebaiknya jangan lupa save dan pastikan kalau memang benar-benar sudah tersimpan.  
Sebetulnya, tehnik-tehnik ini membantu Anda untuk berkembang. Di satu sisi, Anda tetap bekerja dan di lain sisi  dapat mengembangkan penulisan. Tapi sebaiknya tehnik tersebut tidak dilakukan secara berkesinambungan. Metode semacam ini, boleh jadi akan mencandu, sehingga menjadikan Anda merasa ketergantungan dengan tulisan orang lain. Hal itu jangan sampai terus terjadi. Gunakan imajinasi Anda sendiri dalam berkarya. Karena, tulisan yang jauh dari prasangka buruk salah satunya karya murni hasil gagasan penulisnya. 
Disarankan, kalau memang Anda ingin mendalami dunia penulisan, cari kesempatan dan waktu yang luang untuk menulis. Karena kegiatan tersebut suatu proses pengembangan diri. Tidak bisa dilakukan jika hanya Anda lagi sedang ingin menulis. Perlu waktu dan pemikiran yang cukup matang untuk memproduksi sebuah tulisan made in Anda sendiri. (*)


Read More »
02.43 | 0 komentar

Menulis Memunculkan Gagasan




USAHA untuk menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan memang dengan menulis. Karena tulisan penyampaian simbol-simbol, yang makna dan aturan pemakaiannya telah disepakati serta mengandung makna tertentu. Dikatakan sudah disepakati karena didalam menulis telah ada aturan-aturan yang harus ditempuh dan hal itu dianggap baku. Ketika menulis, gagasan yang ada dibenak kita di transfer ke dalam simbol-simbol tersebut sehingga menghasilkan tulisan.
Seseorang yang rajin menulis memiliki imajinasi yang terasa. Sebab, ia sudah terlatih dalam mengeksploitasi alam pikirannya ke bentuk tulisan. Ibarat sekolah, kita di didik untuk belajar pelajaran di sekolah. Selama proses belajar, biasanya kita akan diberikan kesempatan mendengarkan, menyimak, membaca dan menulis mata pelajaran. Dari situ, selanjutnya kita mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru yang mengajar maupun mata pelajaran tersebut.
Jika bermalas-malasan, menganggap remeh sesuatu yang di pelajari, maka kita tidak akan mendapatkan pengetahuan. Kita menjadi pandai, karena ada rasa ingin memiliki kepandaian. Kita menyukai yang dipelajari, akan lebih memperoleh safa’atnya ketimbang yang tidak disukai. Begitu sebenarnya pengetahuan itu didapat.
Demikian pula halnya dengan menulis. Karena telah terlatih, di tahap selanjutnya orang yang gemar menulis akan makin canggih mentransfer gagasannya ke dalam bentuk simbol-simbol. Makin canggih, artinya semakin mudah, efisien, cepat dan akurat. Pola pikirnya bergerak aktif mengeluarkan gagasan.
Setiap orang yang dapat membaca sudah dipastikan bisa menulis. Namun orang yang jarang membuat karangan dengan yang terbiasa menulis memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut bukan dalam konteks kerapian atau banyak tidaknya kesalahan dalam tulisan, akan tetapi lebih kepada pengembangan dan kelugasan bahasa yang dimilikinya.
Orang yang seyogyanya telah terbiasa menulis, dapat mengontrol distribusi gagasan menurut jumlah kata atau kalimat yang dipakai. Bila ia diminta membuat tulisan pendek, semua gagasan bisa dituangkannya secara efektif dan efesien. Manakala dia diminta membuat tulisan panjang, kesenjangan bobot makna antara satu kalimat dan paragraf dengan lainnya relatif sama. Cara kerjanya lebih terkontrol. Artinya, si penulis mampu membedakan bentuk tulisan serta menjabarkannya sesuai porsi penulisan.  (*)

Read More »
02.42 | 0 komentar

Menulis: Antara Khayalan dan Kenyataan

DALAM kehidupan sehari-hari, baik dirumah, sekolah, kantor hingga diluar ruangan, seseorang maupun pihak tertentu sering kali terlibat dalam kegiatan tulis menulis. Pelajar, menulis pelajaran di sekolahnya. Seorang mahasiswa, menyusun makalah di universitasnya. Seorang kepala daerah membaca naskah pidato, memberikan kata sambutan dari tulisan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh dinas/instansi terkait serta lain sebagainya.
Dari beberapa gambaran tersebut membuktikan betapa pentingnya kegiatan menulis, baik bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Seseorang berkarya untuk dilihat, didengar, dibaca maupun dinikmati oleh penikmatnya. Pemusik, berkarya melalui musiknya. Perupa, berkarya dengan seni rupanya dan penyanyi berkarya dengan suaranya. Begitu juga halnya penulis yang berkarya dengan tulisannya. Tulisan penulis untuk dibaca pembacanya.
Bentuk tulisan sendiri, bila ditinjau dari berbagai sudut memiliki banyak ragamnya. Keragaman tulisan itu, selain sebagai pemenuhan unsur-unsur dalam menulis juga tidak terlepas dari gaya penulisan dari penulisnya sendiri. Ini penting agar apa yang ditulis menarik serta dapat mempengaruhi pembaca.
Anda sebagai individu dan masyarakat lainnya, dalam hidup ini dihadapkan antara kenyataan dan khayalan. Kedua sisi ini ada ditengah kita. Hanya saja terkadang masing-masing orang mengalaminya lain. Ada yang memang hidup pada kenyataan dan tidak sedikit yang hanya dalam khayal. Bahkan, ada orang yang berkhayal tapi kemudian khayalannya tersebut menjadi kenyataan.
Demikian perjalanan hidup seseorang. Terkadang, siapa yang bakal menyangka dan tidak semua orang akan tahu tentang garis kehidupan. Dengan menulis, Anda dapat menggambarkan kenyataan maupun khayalan dimaksud. Untuk mencapai itu, Anda dituntut agar mampu menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan.
Idealnya, nyata dan khayal merupakan dua sisi yang berbeda dalam menulis. Meskipun begitu keduanya menjadi hal yang penting. Namun disini, kita bukan membahas lebih jauh mengenai kenyataan maupun khayalan dalam konteks kehidupan yang sebenarnya, tetapi memberikan gambaran didalam penuangan ide penulisan.
Dikatakan demikian, karena jika ditilik dari sifatnya, tulisan dapat dibagi atas dua macam penulisan, masing-masing tulisan fiksi (khayalan) dan non fiksi (kenyataan). Menulis fiksi maupun non fiksi ini perlu ditekuni dan dijiwai, terutama mereka yang terlibat dalam kegiatan tulis menulis, apapun bentuk rutinitasnya.
Tulisan fiksi, dibangun berdasarkan khayalan pengarang atau penulisnya. Penuh imajinasi. Menulis fiksi, hakikatnya menulis kreatif, ditulis dengan maksud mengungkapkan perasaan atau emosi. Termasuk ke dalam tulisan fiksi, diantaranya karya sastra seperti halnya novel, cerpen, puisi dan drama. Dengan mengkhayalkan sesuatu dan menuliskannya, didalam tulisan itu akan ada alur, tokoh dan lain sebagainya.
Penulis fiksi harus bisa memainkan imajinasi, mereka-reka, membentuk huruf menjadi kata-kata, mengurai kata dan makna, menjabarkan serta menjiwai tulisannya. Dengan demikian tulisannya akan hidup dan tidak kakuh. Disini, seorang penulis fiksi dituntut berimajinasi dan memberi warna tulisan agar pembacanya menikmati bacaan itu dengan baik dan dapat mengapresiasikannya.
Memang betul, diantara fiksi ada yang ditulis berdasarkan kenyataan. Suatu peristiwa menginspirasi penulisnya untuk menulis kenyataan tersebut. Akan tetapi, didalam fiksi kejadian itu diolah lagi secara khayali atau khayalan dari si pengarang atau penulis sehingga melahirkan sebuah karya. Dalam hal ini, seorang penulis harus memiliki daya khayal dan mengekspresikannya ke bentuk tulisan.
Walaupun didalam tulisan-tulisan fiksi tidak mustahil bahkan dipergunakan fakta yang diambil dari sisi kehidupan, tapi fakta yang ditulis hanya sebagai bahan, bukan kenyataan. Oleh karena itu, segala sesuatu yang tersaji dalam fiksi tidak dapat diartikan seperti kita mengartikan sebuah laporan. Sebab, tulisan fiksi memang menekankan pada imjinasi penulisnya.
Berbeda dengan fiksi, karangan non fiksi adalah tulisan yang disusun berdasarkan kenyataan, termasuk didalamnya menulis surat, iklan, pengumuman, naskah pidato, laporan dan makalah. Jenis tulisan ini yang memegang peranan penting akal dan pikiran. Sebab tulisan non fiksi mendasarkan diri dari realitas.
Sehari-harinya, terkadang Anda dituntut untuk bisa bertukar informasi. Kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan dalam bentuk bahasa lisan maupun tulisan. Bertukar informasi secara lisan dilakukan jika pemberi informasi berhadapan muka atau langsung maupun tidak langsung melalui alat komunikasi.
Adanya kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan teknologi komunikasi saat ini, pemberian informasi secara lisan tersebut dapat pula dilakukan melalui media elektronik seperti radio, telepon, komputer/laptop/notebook, televisi dan lain sebagainya. Perkembangan peradaban yang terus maju mempermudah penggunanya dalam berkomunikasi tanpa harus bertatap muka langsung.
Pemberian informasi secara tertulis pada mulanya dilakukan apabila pemberi informasi tidak dapat berhadapan wajah atau langsung dengan penerima informasi. Namun kini, pemberian informasi tertulis pun sering dilakukan meski pemberi informasi berhadapan langsung dengan penerimanya.
Hal itu dilakukan berkaitan dengan situasi maupun kondisinya. Mungkin pula disebabkan informasinya terlalu banyak hingga persoalan sopan santun yang berkaitan dengan kelaziman dalam urusan kedinasan. Sebagai contoh, berupa pemberian informasi berbentuk laporan kerja, surat undangan dan surat dinas. Ketiganya, sering diserahkan oleh pemberi informasi maupun yang mewakili kepada penerima informasi secara berhadapan muka walaupun informasi itu diberikan secara tertulis. (*) 

Read More »
02.40 | 0 komentar

Meringkas, Menyadur dan Mentranskrip Tulisan


SAAT sedang membaca, kadang kita sulit untuk memahami ide sebuah tulisan yang panjang. Mungkin disebabkan tulisannya yang panjang dan gagasannya yang melebar. Tapi tak jarang juga kita kemudian membuat ringkasan dari sebuah tulisan tersebut untuk membantu memahami ide-ide dari si penulis. Hal serupa juga dilakukan manakala anda ingin menyalin tulisan dalam bahasa lain atau karya tulis tertentu yang inti tulisannya ingin anda ketahui. Cara menyadur bisa menjadi sebuah alternatif menulis.

Kegiatan meringkas, menyadur, dan mentranskrip beberapa sisi memang memiliki adanya persamaan. Ketiganya masih ditulis berpatokan pada ide orang lain. Meski demikian, dalam hal mentranskrip ada sedikit perbedaan. Kegiatan mentranskrip lebih kepada penyalinan bentuk lisan ke bentuk tulisan.

Untuk menyajikan tulisan dari seorang penulis/pengarang ke dalam sebuah sajian tulisan yang ringkas bukan hal yang mudah. Terlebih dahulu anda musti membacanya dengan cermat dan memperhatikan tulisan itu saat anda harus menuliskannya secara ringkas. Hal ini berkaitan dengan upaya anda untuk menangkap gagasan atau ide dari penulis. Langkah meringkas bisa anda pakai untuk mengetahui maksud dan tujuan penulis, juga dalam rangka menyajikan sebuah tulisan ke dalam bentuk yang ringkas, padat, dan tetap berpatokan pada ide aslinya.


Dalam kaitan ini, yang harus anda perhatikan dalam membuat sebuah ringkasan mempertahankan urutan asli dari ide asli penulisnya. Namun, anda jangan pula mencampuradukkan pengertiannya ketika akan membuat sebuah ikhtisar. Patokan kedua hal tersebut masing-masing ada perbedaannya. Dalam membuat ikhtisar, anda tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli dan tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proposional.


Ringkasan, diartikan sebagai penyajian singkat dari suatu tulisan asli tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang penulis asli. Sedangkan perbandingan bagian atau bab dari tulisan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu. Dengan kata lain, ringkasan adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu tulisan yang panjang dalam bentuk singkat.


Lalu apa tujuan dari meringkas tulisan? Gorys keraf mengemukakan bahwa membuat ringkasan dapat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Menurut dia, latihan membuat ringkasan akan mempertajam daya kreasi dan konsentrasi si penulis ringkasan. Penulis ringkasan dapat memahami dan mengetahui dengan mudah isi tulisan aslinya, baik dalam penyusunan, cara penyampaian gagasannya dalam bahasa dan susunan yang baik, cara pemecahan suatu masalah dan lain sebagainya.


Beberapa bentuk ringkasan diantaranya dapat berupa abstrak, sinopsis dan simpulan. Dalam sebuah karya ilmiah, seperti skripsi, laporan akhir, tesis maupun desertasi, sebuah proses meringkas biasa disebut juga dengan abstrak. Abstrak atau ringkasan dimaksudkan guna memberikan uraian yang sesingkat-singkatnya tentang segala pokok yang dibahas.
Ringkasan dalam sebuah karya ilmiah hendaknya meliputi dasar masalah, asumsi dasar, hipotesa, metodelogi, data, sumber-sumber pengolahan, kesimpulan dan saran-saran. Ringkasan dalam bentuk sinopsis biasa banyak dilakukan pada buku seperti karya fiksi atau non fiksi. Bentuk sinopsis, salah satu bentuk ringkas suatu karya yang kiranya dapat memberikan dorongan kepada orang lain untuk membaca secara utuh.


Sementara, bentuk ringkasan yang lain adalah simpulan. Simpulan/kesimpulan, yaitu bentuk ringkas yang mengungkapkan gagasan utama dari suatu uraian atau pembicaraan dengan memberikan penekanan pada ide sentral serta penyelesaian dari permasalahan yang diungkapkan. Mencoba menyalin sebuah tulisan menjadi ringkas dapat anda lakukan juga dengan cara menyadur. Bentuk saduran banyak kita lihat dalam karya fiksi. Penyaduran ini biasanya terlihat pada karya-karya yang berasal dari bahasa asing.


Menyadur adalah menyusun kembali cerita secara bebas tanpa merusak garis besar cerita, biasanya dari bahasa lain. Menyadur juga diartikan sebagai mengolah hasil penelitian, laporan, dan sebagainya atau mengikhtisarkan. Dengan demikian, menyadur mengandung konsep menerjemahkan secara bebas suatu tulisan dengan meringkas, menyederhanakan, atau mengembangkannya tanpa mengubah pokok pikiran asal. Hal penting yang harus di ketahui dalam menyadur sebuah tulisan, ternyata anda diperkenankan untuk memperbaiki bentuk maupun bahasa karangan orang lain, misalnya dalam kasus tulisan terjemahan.


Dalam sebuah proses penyaduran karya orang lain, anda masih tetap berpegang untuk tidak mengubah pokok pikiran asal dari penulis aslinya. Sebagai contoh, ketika anda akan membuat saduran sebuah cerita, konsistensi yang perlu anda perhatikan adalah tetap berpegang pada alur dan ide cerita, maupun plot yang ada didalam cerita tersebut. Jangan justru menambahi ide ke dalam cerita itu. Suatu hal yang tidak boleh anda lupakan dalam menyadur adalah dengan meminta izin, mencantumkan sumber tulisan berikut nama penulisnya.


Kemudian, saat mendengar kata transkrip, pemahaman kita tentu akan mengacu pada penyalinan sebuah bentuk lisan ke dalam bentuk tulisan. Transkripsi merupakan pengubahan wicara menjadi bentuk tertulis; biasanya dengan menggambarkan tiap bunyi atau fonem dengan satu lambang. Hal ini sesuai dengan pandangan j. S. Badudu. Menurutnya, dalam mentranskrip terjadi sebuah penyalinan teks dengan huruf lain untuk menunjukkan lafal, fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Transkrip dalam hal ini sangat berguna, khususnya sewaktu anda akan membuat salinan, catatan dari sebuah pembicaraan ke dalam bentuk tertulis.


Ada beberapa macam transkripsi. Meskipun sangat kental dengan istilah-istilah linguistik, mengingat pentranskripsian memang dekat dengan kajian ilmu fonetik, pengenalan macam-macam transkripsi tentulah menambah wawasan anda. Namun, secara garis besarnya transkripsi adalah bentuk tertulis dari ucapan sumber. Beberapa contoh bentuk transkrip, misalnya transkrip pidato, wawancara, atau keterangan pers. 


Dalam mentranskrip, anda dituntut untuk mendengarkan pembicaraan seseorang yang direkam suaranya, lalu perkataan orang itu dirubah ke dalam bentuk tulisan. Dalam transkip pidato, anda hanya merubah isi pidato. Sedangkan dalam wawancara maupun keterangan pers, anda merubah isi dari keduanya yang biasanya berisi pertanyaan dan jawaban dari kita dan nara sumber.


Berkembangnya teknologi dewasa ini, untuk wawancara dan keterangan pers, selain dilakukan bertatap muka langsung juga bisa melalui telepon maupun hand phone. Keterangan pers juga bisa berupa bahan keterangan melalui email maupun faxsimile yang diberikan dari pihak tertentu ke kita maupun media massa, baik cetak maupun elektronik.
Proses mentranskrip, sama halnya dengan mencatat atau menuliskan hasil pembicaraan. Cara yang bisa dilakukan dengan menuliskan kata demi kata dari suatu sumber untuk keperluan tertentu, biasanya direkam pada tape recorder, hp (hand phone) dan lainnya, disalin dalam bentuk tulisan atau ketik.


Sebuah cara penulisan dengan meringkas, menyadur, dan mentranskrip, didalamnya mencakup cara menyajikan sebuah tulisan, pembicaraan ke dalam bentuk tertulis yang tersaji secara ringkas. Sebuah bentuk ringkasan dari tulisan hendaknya tetap menekankan sisi konsistensi akan sebuah urut-urutan sesuai dengan ide atau gagasan penulis.


Begitu halnya saat anda menyadur, hal tersebut juga berlaku atau tetap mempertahankan ide dari naskah asli. Sementara mentranskrip lebih kepada upaya menyajikan sebuah bentuk lisan ke dalam tulisan. Penyajian hasil tulisan dengan ketiga bentuk ini ternyata dapat menjadi latihan yang baik bagi anda. Terutama untuk mempertajam pemahaman tentang karya asli. Tambahan lagi, anda akan menjadi lebih mencermati apa yang dibaca maupun dengar. (*)


















Read More »
02.39 | 0 komentar